Fort Solis

Fort Solis: Game Indie Mencekam Menggali Misteri di Planet Merah

Siapa bilang hanya studio besar yang bisa memanfaatkan teknologi terbaru seperti Unreal Engine 5 ? Berbekal pengalaman bekerja sama dengan beberapa studio ternama dunia, Fallen Leaf, sebuah studio independen asal Liverpool, berambisi membuktikan kemampuannya. Melalui game terbaru mereka, Fallen Leaf mencoba menghadirkan pendekatan naratif yang inovatif, mendekati pengalaman sebuah film.

Apakah game Fort Solis ini mampu menarik perhatian para gamer ?

Gameplay

Fort Solis adalah game naratif bergenre aksi-petualangan dengan sudut pandang orang ketiga, di mana kamu bermain sebagai Jack Leary, seorang insinyur yang bekerja di tambang di Mars. Hari-hari rutinnya tiba-tiba berubah saat ia menerima sinyal darurat dari pangkalan tambang tua bernama Fort Solis. Tanpa ada yang merespons, Jack memutuskan untuk menyelidikinya seorang diri.

Menjelajahi Fort Solis sendirian menciptakan atmosfer yang menyeramkan dan berbahaya, mengingatkan pada game horor luar angkasa seperti Dead Space atau The Callisto Protocol. Di pangkalan ini, kamu akan sering menjumpai lorong-lorong kosong dan area luas yang sepi, diiringi nuansa yang membuat kamu waspada terhadap kemungkinan bahaya. Lingkungannya dipenuhi dengan berbagai coretan di dinding dan ruangan berantakan yang memicu rasa penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi di sana.

Fort Solis

Fort Solis menyusun ketegangan secara perlahan. Untuk memudahkan eksplorasi, terdapat indikator yang menunjukkan interaksi yang tersedia, seperti pintu yang dapat dibuka atau papan informasi yang bisa dilihat. Meskipun eksplorasi area sepi cukup menarik, kontrol game yang agak kaku terkadang membuat kami enggan menjelajahi setiap sudutnya.

Dalam perjalanan, kamu akan menemukan rekaman video dan suara yang memperkaya cerita dengan penyampaian yang tidak selalu linear. Ketika kamu mengakses area baru ada dorongan untuk menggali lebih dalam, namun selalu muncul pertanyaan apakah tempat tersebut aman atau tidak, kamulah yang harus memutuskan untuk maju atau mundur ke tempat aman.

Eksplorasi mendominasi gameplay, sementara aksi minim dan tidak melibatkan pertempuran langsung. Berbeda dari game serupa yang menawarkan mekanik tembak-menembak atau perkelahian, Fort Solis menghadirkan adegan aksi dengan sistem Quick Time Event (QTE). Kamu harus menekan tombol yang muncul di layar dalam waktu singkat agar Jack dapat bertahan hidup.

Visual dan Audio Fort Solis

Dibangun di atas Unreal Engine 5 yang biasanya digunakan oleh game-game AAA, presentasi visual Fort Solis jelas terasa mewah untuk ukuran game indie. Teknik pencahayaannya yang mengesankan dan tekstur lingkungannya yang begitu menakjubkan, membuat tampilannya sangat mewah untuk game harganya tidak sampai 30 Dollar ini. Melihat bagaimana setiap animasi karakternya bergerak, membuat kami merasa seolah-olah mereka benar-benar hidup dan nyata. Kami pun berkali-kali dibuat terkesima oleh sajian cutscene-nya yang begitu sinematik, seperti sedang menonton film sungguhan.

Selain presentasi visualnya yang terasa megah, game ini menggandeng dua aktor kawakan Troy Baker dan Roger Clark untuk mengisi sulih suara karakternya. Kualitasnya jelas tidak perlu diragukan lagi karena mereka berhasil menghidupkan dinamika karakternya sehingga ceritanya berhasil tersampaikan dengan baik. Musik-musik dalam game ini juga sangat mendukung suasana mencekam yang dibawakan olehnya. Dengan efek-efek suara yang hebat, kamu akan sering dibuat merasa tidak nyaman saat menjelajahi dunianya.

Fort Solis bukanlah game horor dengan monster atau makhluk supernatural, tetapi mampu menghadirkan ketakutan dan suasana mencekam sejak awal permainan. Untuk game indie dengan harga $29,99, kualitas audio-visualnya sangat mengesankan. Namun, sayangnya, durasi permainan cukup singkat dan bisa diselesaikan dalam kurang dari 5 jam.

Meski Fort Solis berhasil membangun cerita dan atmosfer mencekam yang baik, game ini masih jauh dari sempurna. Fokus pada pengalaman realistis justru membuat beberapa elemen gameplay dikorbankan, seperti pergerakan karakter yang lambat, kurangnya aksi, area eksplorasi yang terlalu luas, dan peta yang sulit dibaca. Semua ini membuat petualangan terasa lebih rumit daripada yang dibayangkan.